Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 28 November 2010

Brigjen Syahiding pimpin langsung sisir lerengt Merapi

Satgas TNI Penanggulangan Bencana Merapi bersama-sama dengan Satgas Polri melakukan penyisiran di lereng Gunung Merapi. Lokasi penyisiran bertempat di Desa Kepuharjo dan Wukirsari, Kecamatan Cangkriman, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (24/11/2010).

Penyisiran lereng Merapi kali ini dititikberatkan pada pembakaran bangkai ternak penduduk yang menjadi korban erupsi Gunung Merapi dan dipimpin langsung oleh Dansatgas TNI PB Merapi, Brigjen TNI Syahiding.

Masalah bangkai ternak yang mati akibat diterjang awan panas Merapi menjadi perhatian utama dalam rapat evaluasi harian yang dilakukan oleh BNPB. Bangkai-bangkai ternak yang mati apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan ancaman baru berupa penyakit yang dapat membahayakan kesehatan warga di sekitar lereng Merapi.

“Pelaksanaan  penyisiran lereng Merapi dilakukan Tim Gabungan dari TNI, Polri dan relawan bekerja sama dengan petugas dari Dinas Peternakan, Pertanian dan Kesehatan,” ujar Dansatgas Puspen TNI PB Merapi, Letkol Arh Hari Mulyanto.
Pembakaran bangkai ternak yang disertai dengan penyemprotan probiotik dan disinfektan merupakan cara yang paling efektif untuk menghindari adanya penyebaran penyakit di desa sekitar lereng Merapi.

Sebenarnya ada cara yang lebih baik yaitu dengan mengubur bangkai-bangkai hewan tersebut, namun hal ini tidak dapat dilakukan mengingat tanah di sekitar lereng Merapi masih sangat panas apabila digali. Demikian halnya kondisi bangkai yang sudah membusuk dan sangat rapuh serta bau yang sangat menyengat.  Untuk menggunakan alat berat pun sangat sulit, karena banyaknya pohon yang tumbang dan material merapi yang tersebar sehingga menyulitkan akses jalan masuk.

Upaya penyisiran bangkai ternak tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, mengingat banyaknya ternak yang mati tersebar di beberapa desa lereng Merapi. Begitu pula waktu penyisiran yang sangat singkat, mengingat kondisi Merapi yang masih mengeluarkan awan panas, sehingga dapat membahayakan personel yang melakukan penyisiran apabila terlalu lama di lereng Merapi.

Dalam penyisiran yang dipimpin langsung Dansatgas TNI PB Merapi yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Divisi 2 Kostrad tersebut dilengkapi dengan alat monitor pendeteksi getaran Gunung Merapi, sehingga dapat mendeteksi sedini mungkin adanya bahaya awan panas Merapi.

Penyisiran tim gabungan dihentikan setelah ada peringatan dari petugas yang menyatakan sinyal pendeteksi Gunung Merapi mengalami peningkatan. Tim Gabungan TNI/Polri selanjutnya melaksanakan peninjauan ke daerah yang akan digunakan untuk pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi para pengungsi, termasuk melihat kondisi perkebunan salak yang rusak akibat debu vulkanik Merapi di Kecamatan Srumbung, Magelang

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
    TV Streaming Indonesia